Pasti sudah banyak yang mendengar tentang nasehat Imam Ghazali ini kepada para muridnya. Saya kutip di sini percakapannya untuk merefresh kembali, dan mengambil hikmahnya:
Imam Ghazali = “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?”
Murid 1 = “Orang tua“
Murid 2 = “Guru“
Murid 3 = “Teman“
Murid 4 = “Kaum kerabat“
Imam Ghazali = “Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati” ( Surah Ali-Imran :185).
Monday, July 19, 2010
Thursday, June 24, 2010
Milik Anda, Bukan Milik Ku
Pernah di Syibam, ada seorang shalih memegang jabatan hakim. Selama bertahun-tahun tidak ada seorang pun yang mengadukan masalahnya.
Suatu hari ia mengeluh kepada penduduk kota, “Mengapa di antara kalian tak ada yang berkelahi ? Mengapa tak ada yang bersengketa ?”
Penduduk Syibam menjawab, “Penghuni kota ini antara yang satu dan yang lain telah didamaikan Al-Quran. Barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah (Q.S. Asy-Syura (42) ayat 40). Mereka tidak butuh engkau. Apa yang hendak engkau hakimi jika mereka telah bersatu ?”
Suatu hari ia mengeluh kepada penduduk kota, “Mengapa di antara kalian tak ada yang berkelahi ? Mengapa tak ada yang bersengketa ?”
Penduduk Syibam menjawab, “Penghuni kota ini antara yang satu dan yang lain telah didamaikan Al-Quran. Barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah (Q.S. Asy-Syura (42) ayat 40). Mereka tidak butuh engkau. Apa yang hendak engkau hakimi jika mereka telah bersatu ?”
Label:
Kisah Hikmah
Thursday, June 17, 2010
The Secrets: Kesaksian Iblis Dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas
Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahaipenghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku.” Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?” Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu”. Beliau melanjutkan, “Itu iblis, laknat Allah bersamanya”.
Umar bin Khattab berkata: “izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”. Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”
Umar bin Khattab berkata: “izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”. Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”
Label:
Kisah Hikmah
Sunday, June 6, 2010
Sahabat
apabila kita ingin bersahabat, janganlah karena kelebihanya, karena mungkin dengan satu kelemahanya, kita mungkin akan menjauhinya
andai kita ingin berteman, janganlah karena kebaikanya,karena mungkin dengan satu keburukan, kita akan membencinya
andai kita inginkan seorang teman, janganlah karena sifat cerianya, karena andai dia tidak pandai menceriakan, kita mungkin akan menyalahkannya
andai kita inginkan sahabat yang satu, janganlah karena ilmunya, karena apabila dia buntu, kita mungkin akan memfitnahnya
andai kita ingin berteman, janganlah karena kebaikanya,karena mungkin dengan satu keburukan, kita akan membencinya
andai kita inginkan seorang teman, janganlah karena sifat cerianya, karena andai dia tidak pandai menceriakan, kita mungkin akan menyalahkannya
andai kita inginkan sahabat yang satu, janganlah karena ilmunya, karena apabila dia buntu, kita mungkin akan memfitnahnya
Label:
Coretan Hikmah
Friday, June 4, 2010
Imam Hasan Al Bashri dan Tetangga Nasrani
Imam Hasan Al Bashri adalah seorang ulama tabi’in terkemuka di kota Basrah, Irak. Beliau dikenal sebagai ulama yang berjiwa besar dan mengamalkan apa yang beliau ajarkan. Beliau juga dekat dengan rakyat kecil dan dicintai oleh rakyat kecil.
Imam Hasan Al Bashri memiliki seorang tetangga nasrani. Tetangganya ini memiliki kamar kecil untuk kencing di loteng di atas rumahnya. Atap rumah keduanya bersambung menjadi satu. Air kencing dari kamar kecil tetangganya itu merembes dan menetes ke dalam kamar Imam Hasan Al Bashri. Namun beliau sabar dan tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali. Beliau menyuruh istrinya meletakkan wadah untuk menadahi tetesan air kencing itu agar tidak mengalir ke mana-mana.
Imam Hasan Al Bashri memiliki seorang tetangga nasrani. Tetangganya ini memiliki kamar kecil untuk kencing di loteng di atas rumahnya. Atap rumah keduanya bersambung menjadi satu. Air kencing dari kamar kecil tetangganya itu merembes dan menetes ke dalam kamar Imam Hasan Al Bashri. Namun beliau sabar dan tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali. Beliau menyuruh istrinya meletakkan wadah untuk menadahi tetesan air kencing itu agar tidak mengalir ke mana-mana.
Label:
Kisah Hikmah
Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain
عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس »
Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah Shallallahualaihiwassalam bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)
Hadits ini dishahihkan oleh al Albani didalam “ash Shahihah” nya.
عن ابن عمر ، أن رجلا جاء إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فقال : يا رسول الله أي الناس أحب إلى الله ؟ وأي الأعمال أحب إلى الله عز وجل ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « أحب الناس إلى الله أنفعهم للناس ، وأحب الأعمال إلى الله سرور تدخله على مسلم ، أو تكشف عنه كربة ، أو تقضي عنه دينا ، أو تطرد عنه جوعا ، ولأن أمشي مع أخ لي في حاجة أحب إلي من أن أعتكف في هذا المسجد ، يعني مسجد المدينة ، شهرا ، ومن كف غضبه ستر الله عورته ، ومن كظم غيظه ، ولو شاء أن يمضيه أمضاه ، ملأ الله عز وجل قلبه أمنا يوم القيامة ، ومن مشى مع أخيه في حاجة حتى أثبتها له أثبت الله عز وجل قدمه على الصراط يوم تزل فيه الأقدام »
Label:
Coretan Hikmah
Thursday, May 27, 2010
Memanaskan Hati Iblis
Pada suatu saat Rasulullah SAW bertanya kepada Iblis, ” Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, coba ceritakan kepadaku, siapa yang paling engkau benci ?”
Iblis menjawab dengan jujur, ” Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aq benci dan kemudian orang2 yang mengikuti agamamu.”
” Lalu, siapa lagi yang paling kau benci ?” tanya Rasulullah SAW.
” Seorang pemuda yang bertakwa, yang mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT.” Jawab Iblis.
” Lalu, orang alim yang wara (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar. Lalu, orang yang senantiasa menjaga kesucian dari 3 kotoran (Hadast besar, kecil, dan najis).”
” Siapa lagi ?” tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab dengan jujur, ” Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aq benci dan kemudian orang2 yang mengikuti agamamu.”
” Lalu, siapa lagi yang paling kau benci ?” tanya Rasulullah SAW.
” Seorang pemuda yang bertakwa, yang mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT.” Jawab Iblis.
” Lalu, orang alim yang wara (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar. Lalu, orang yang senantiasa menjaga kesucian dari 3 kotoran (Hadast besar, kecil, dan najis).”
” Siapa lagi ?” tanya Rasulullah SAW.
Label:
Kisah Hikmah
Sunday, May 23, 2010
Hasan Al Bashri dan Gadis Kecil
Sore itu Hasan al-Bashri sedang duduk-duduk di teras rumahnya. Tak lama setelah ia duduk bersantai, lewat jenazah dengan iring-iringan pelayat di belakangnya. Di bawah keranda jenazah yang sedang diusung berjalan gadis kecil sambil terisak-isak.
Keesokan harinya, usai salat subuh, gadis kecil kemarin melintas lagi ke arah makam ayahnya. Hasan al-Bashri pun mengikuti gadis kecil itu. Gadis itu tiba di makam ayahnya. Al-Bashri bersembunyi di balik pohon, mengamati gerak-geriknya secara diam-diam. Gadis kecil itu berjongkok di pinggir gundukan tanah makam. Ia menempelkan pipinya ke atas gundukan tanah itu. Sejurus kemudian, ia meratap dengan kata-kata yang terdengar sekali oleh Al-Bashri.
Keesokan harinya, usai salat subuh, gadis kecil kemarin melintas lagi ke arah makam ayahnya. Hasan al-Bashri pun mengikuti gadis kecil itu. Gadis itu tiba di makam ayahnya. Al-Bashri bersembunyi di balik pohon, mengamati gerak-geriknya secara diam-diam. Gadis kecil itu berjongkok di pinggir gundukan tanah makam. Ia menempelkan pipinya ke atas gundukan tanah itu. Sejurus kemudian, ia meratap dengan kata-kata yang terdengar sekali oleh Al-Bashri.
Label:
Kisah Hikmah